Bagian
4 :
Tak bosannya , lagi –lagi di sebuah sore yang
cerah .
Di depan sebuah ruangan , lebih rincinya di
depan sebuah ruangan kantor . diamana seorang laki –laki berambut hitam pekat
dengan wajah bosannya sedang menunggu seseorangkeluar dari sebuah ruangan yang
ada di belakangnya tersebut .
Tidak terlalu menonjol , itulah kesan pertama
yang bisa kita dapatkan dari dirinya yang memang seorang yang biasa –biasa saja
.
Dan seorang narator sedang bercerita di sini ,
tapi yang mirisnya dari narator tersebut . . . .dia menceritakan tentang
dirinya sendiri .
Itulah aku , haruka harun . siswa yang tidak
ada menariknya sama sekali , tidak memiliki banyak kelebihan tapi cenderung
punya banyak kekurangan .
Mungkin suasana hatinya sedang lebih bagus
daripada biasanya , itu karna yuuka haruna telah menyadarkan pembekuan hati
seorang haruka harun .
Mungkin lebih tepatnya kejadiannya 13 menit ,
14 detik yang lalu . . . .
“bagaimana haruka ? apakah amarahmu sudah
mulai meredam ? “ .
Hanya terdiam , laki –laki itu hanya terdiam
melihati yuuka haruna . dia agak bingung ingin berkata apa .
“hmm . . . nampaknya memang selama ini kamu
salah paham tentang dirimu sendiri ya ? sadarilah bahwa itu hanya sebuah efek
samping dari sebuah kemampuan yang luarbiasa seperti dummy check . dan akupun
yakin , bahwa skill itu akan berguna nantinya . intinya kamu harus mulai
mengerti tentang dirimu sendiri , haruka harun~ “
Yuuka haruna mengatakan semua itu secara
spontan dan sangat lancar , membuat haruka semakin tertegun dengan kesalahan
besar yang dia lakukan pada dirinya sendiri . di akhiri dengan nada mengejek ,
yuuka haruna mengatakan sebuah kata –kata motivasi kepada haruka . dan itu
membuatnya semakin diam seribu bahasa .
“ampun deh , aku mengakui bahwa aku kalah
berargumen denganmu , haruna “
Haruka mulai menjawab dengan nada seperti
mendapatkan sebuah anugerah baru .
“ jadi ? maukah kamu bergabung dengan
rencanaku ini ? “
Yuuka haruna bertanya dengan nada ingin tahu
yang tinggi , dan itu membuat haruka sedikit kaget . diapun mulai mencari
sebuah alasan .
“bukankah kamu belum membalas argumen nomer
tigaku ? “
Gadis itu lalu *hmph!! . . .* menggembungkan
pipinya sambil mengeluarkan ekspresi ngambek secara berlebihan , dia merasa
kecewa karna sepertinya pertanyaanya berhasil di tolak mentah –mentah .
Sambil terus melanjutkan perjalanan menuju
ruang guru , mereka menatap sambil terlihat marahan .
Dan 15 menit kemudian , . . . . . .
*grek . . .* suara pintu terbuka , tepatnya
suara pintu dari ruangan kantor di belakang haruka . dan melihat itu , haruka
mulai tertarik perhatiannya .
Haruka mulai tertarik dengan seorang gadis
yang baru keluar dari ruangan tersebut . dan tak dapat di pungkiri bahwa orang
itu adalah yuuka haruna .
“bagaimana , apakah sudah kamu antarkan pesanannya
, nona delievery order ? “
Sebuah singgungan dari haruka mengarah tepat
kepada yuuka haruna . mungkin ini salah satu cara haruka meredam kemarahan
yuuka haruna .
“lawakan yang cukup bagus , lagi pula apa yang
kaulakukan di sini . bukankah tugasmu sudah selesai , pak navigator ? “
Tak mau
kalah , dengan pandangan sinis yuuka haruna membalas ejekan haruka .
harukapun sedikit kaget dengan jawaban yuuka haruna yang sangat tepat membalas
ejekan yang dia buat. Menyadari semua itu , harukapun kembali berbicara ,
“baiklah , kamu boleh menyebutku seorang
navigator . tapi tanpa pak navigator ini kamu mungkin tidak bisa kembali ke
kelas untuk mengambil tas atau bahkan mungkin tidak bisa pulang .”
--kena kau ! mana mungkin orang tak tahu jalan
sepertimu bisa kembali tanpa seorang penunjuk jalan .
Haruka mendominasi pembicaraan , dia
memanfaatkan jawaban ejekan haruna untuk menyudutkannya . harunapun mulai
berkeringat dingin .
“ap-. . .apa ya- . .yang kamu bicarakan ?
haha~ mana mungkin kalau aku gak bisa pulang . sekolah ini bagiku hanyalah
seperti sebuah level awal sejenis game tetris .
“baiklah ! kalau begitu aku pulang dulu , bye
–bye “
Dengan nada santai haruka menjawab , dia lalu
bergegas berjalan meninggalkan yuuka
haruna .
“tunggu dulu haruka ! apa ini , kamu sengaja
ya ? sepertinya aku baru terkena deja vu .”
Yuuka Haruna seperti memohon haruka untuk
menunggunya ,tapi seperti yang terlihat , haruka tidak menghiraukan perkataan
yuuka haruna . sepertinya haruka mulai menyukai kegiatan yang dialakukan ini ,
yaitu “menggoda yuuka haruna” , dalam arti berbeda tentunya.
Dengan wajah yang tidak di lihat yuuka haruna
, haruka terus berjalan dengan memakai senyuman lebar seperti senyuman iblis
jahat , sepertinya dia menikmati keisengannya .
“baiklah tuan navigator ! aku mengaku kalah ,
tolong jangan tinggalkan aku ! “
Yuuka haruna memohon , dan haruka harun pun
tertawa keras didalam hatinya .
·
Lorong lagi , dan di sebuah sore yang indah
lagi .
Seorang tuan putri tengah resah sendiri , pikirannya gundah seperti
memikirkan sesuatu yang sulit . dia berjalan sambil mengikuti seseorang di
depannya , dengan menggigit kukunya , menunjukkan bahwa wajah cantiknya kini
telah sedikit di kerutkan untuk berpikir keras.
Sementara di depannya , seorang laki –laki
biasa , dengan pikiran yang bosan dan wajah yang kurang bersemangat , terus
terbayang sifat aneh yang tuan putri itu keluarkan sedari tadi , dia mulai
membuat simulasi untuk berbagai kemungkinan yang di buat sang gadis untuk berpikir , setidaknya itulah hiburannya untuk
menutupi rasa bosannya yang super itu .
--huh , nampkanya aku harus memulai
pembicaraan ya ? .
Haruka berpikir dalam hati , dia memikirkan
sebuah cara untuk memecah keheningan di antara mereka berdua .
Suasana memang sudah hening dari tadi , hanya
ada suara gumaman kecil yang keluar dari mulut yuuka haruna . dan dari situpun
, haruka merasa resah dengan suasan
hening yang menghampirinya itu , sambil diikuti rasa ingin tahunya juga
, maka harukapun mulai bertanya,
“jadi haruna , apa yang kamu pikirkan dari
tadi , jujur saja sikapmu membuatku sedikit resah.”
Tanpa pikir panjangpun , yuuka haruna langsung
menjawab ,
“aku berpikir bagaimana cara agar kamu mau
bergabung dengan projekku ini “
--apa –apaan gadis ini ? hanya untuk itu dia
berpikir sekeras itu ? .
Haruka bergumam dalam hati . memikirkan cara
untuk menyelesaikan rasa keingintahuan yuuka haruna , sekaligus agar yuuka
haruna tidak mengajaknya lagi untuk projek anehnya , itu semua karna dia harus
fokus berkerja part-time . dan untuk menyelesaikan itu semua , dia harus
membuat sebuah syarat yang mustahil untuk yuuka haruna lakukan .
“yuuka haruna, bagaimana kalau begini . . . “
Haruka mulai berbicara , sementara yuuka
haruna mulai serius mendengarkan .
“kalau kamu bisa membuatku merasakan sensasi
ketakutan yang mendekati kematian , aku bakal menurut semua yang kau katakan .
bagaimana ? ”
“apa maksudumu haruka , aku sama sekali tidak
mengerti ? “
Yuuka haruna melayangkan protes , dia tidak
paham betul dengan penjelasan abstrak yang haruka berikan .
“bagaimanapun caranya haruna , kamu harus
membuatku merasakan sensasi kematian tanpa mendatangkan kematian itu sendiri !
“
Dengan tegas haruka menunjuk haruna dengan
jari telunjuknya seperti memberikan sebuah tekanan yang keras , berharap
membuat yuuka haruna menyerah .
“sekali lagi haruka , aku sama sekali tidak
mengerti pola pikirmu itu . kamu meminta hal yang sangat mustahil ! “
Sekali lagi yuuka haruna melayangkan protes ,
tetapi sepertinya protes tersebut tidak mendapat respon sama sekali . haruka
hanya membiarkan si tuan putri terdiam merunduk di tempatnya .
Sambil mengikuti haruka dari belakang , yuuka
haruna terus menerus melayagkan protes tanpa hentinya . dia terus mencaci di
hadapan punggung haruka .
Tak lama *Bruk~* suara tabrakan kecil
terdengar , yuuka haruna menabrak punggung haruka yang berhenti mendadak di
depannya .
“ada apa haruka ? kenapa tiba –tiba kamu
berhenti , sengaja ya ? ngajak berantem ya ? “
Gadis itu lalu marah –marah kepada haruka . dia
agak jengkel dengan sikap haruka yang berhenti tiba –tiba .
“kenapa kamu tidak ngejawab ? apakah kamu ini
tu . . . . “
Yuuka haruna ikut terdiam , atau lebih
tepatnya dia melihat ke arah yang sama seperti yang haruka lihat .
Haruka sedang melihat serius ke arah jendela ,
lebih detailnya dia melihat ke arah pemandangan gedung atap sekolahnya yang ada
di seberang gedung yang dia pijaki .
Pemandangan seorang laki –laki terlihat jelas
di atap gedung , tapi itu bukan pemandangan biasa , yang membuat haruka
melihatinya dengan serius karna laki –laki itu bertingkah aneh , dia sangat
dekat dengan pagar pembatas , sedikit demi sedikit dia mulai mendekat dan lebih
dekat ke pagar pembatas , seolah –olah dia ingin melewati pagar itu dan
meloncat ke bawah .
Tindakan itu sangat jelas , tindakan yang
sangat jelas dalam beberapa skenario tentang kasus “bunuh diri” .
Haruna mulai bisa membaca pikiran dan ekspresi
wajah haruka , dia membuka matanya selebar mungkin seolah tidak percaya dengan
pemandangan yang dia lihat .
“bunuh diri ! “
Yuuka Haruna berbicara cukup keras , berusaha
menyakinkan jawabannya kepada haruka .
Haruka terdiam , dia menggertakan giginya dan
menguatkan genggaman tangannya , merasa kesal dengan sikap bodoh seseorang yang
berada di atap tersebut .
--manusia bodoh ! apa yang coba kau lakukan ?
.
Haruka bergumam dalam hati , dengan meilaht
serius ke arah orang yang ada di atap tersebut.
Dan tanpa haruka sadari , *Tap -tap* suara
sepatu yang membentur keras ke lantai terdengar di lorong itu . yuuka haruna
berlari dengan sangat gelisah dan terburu –buru . dengan spontan dia langsung
berlari dengan sangat cepat sesaat setelah melhat pria di atap tersebut .
Haruka yang melihatpun , tak berpikir lama
juga mulai berlari mengejar yuuka haruna . tanpa ada komunikasi sama sekali ,
haruka seakan sudah tahu kemana haruna akan pergi .
Dan keluar dari kenyataan bahwa yuuka haruna
tidak tahu seluk beluk sekolah , dia hanya memaksakan intuisinya bekerja untuk
saat ini , itulah yang bisa dia pikirkan .
Sebuah kejadian yang tidak pernah di sangka
haruka , telah terjadi di masa smpnya ini .
·
Berlari melewati beberapa lorong , dan menaiki
beberapa lantai , dengan niatan mengejar yuuka haruna , perhentian haruka
sampai di sebuah pintu .
Pintu tua berwarna hijau yang sudah berkarat
di makan usia .
Dan di balik pintu tersebutlah , cerita baru
akan segera di mulai .
Komentar
Posting Komentar